Pedas Itu Sensasi . . . Bukan Rasa

Pedas Itu Sensasi . . . Bukan Rasa

 


 “Bang, beli Batagor dong, yang rasanya pedes ya bang!”

 

Siapa yang masih sering menyebutkan pedas sebagai salah satu rasa?

 

Hhhmmmm, sebaiknya mulai sekarang jangan lagi menyebutkan pedes ke dalam suatu rasa.

 

Berbeda dengan manis, pahit, asin, dan asam, pedas bukanlah sebuah rasa. Selain manis, asin, asam dan pahit kita kerap turut menyebutkan pedas dalam klasifikasi rasa. Padahal, rasa pedes itu bukan termasuk rasa. Rasa pedas hanyalah sebuah sensasi.

 

Jika Anda masih ingat tentang sensor rasa yang berada di lidah, tentu kita ingat tentang bagian lidah yang lebih peka akan rasa tertentu dibanding lainnya. Dalam penjelasan yang kita terima di bangku sekolah, reseptor rasa hanya 5 yaitu manis, asin , asam dan pahit.tersebut, tak ada reseptor rasa pedas.

 

Hal ini dikarenakan pedes hanya merupakan suatu sensasi panas dan terbakar yang dirasakan ujung saraf lidah atau lebih dikenal sebagai papila. Rasa pedas sendiri yang sering ditimbulkan oleh cabai, disebabkan oleh senyawa capsaicin yang terkandung dalam cabai.

 


Capsaicin sendiri berhubungan dengan papila bagian manapun di lidah, tidak mempunyai bagian tertentu yang lebih peka. Hal ini merupakan salah satu syarat untuk mengkategorikan rasa, yakni punya reseptor lidah sendiri layaknya rasa lain. Karena pedes tak mampu memenuhi kriteria ini, pedas bukan merupakan rasa.


Selain itu memang pedas tidak diterima otak sebagai rasa layaknya rasa lain. Karena ketika capsaicin sudah 'menyentuh' papila, saraf tersebut akan mengirim sinyal pada otak berupa sinyal rasa sakit, seakan-akan lidah kita sedang terbakar.

 

Otak kita menangkap justru rasa sakit sebagaimana rasa pedas yang kita rasakan ketika makan sambal tersebut sedang membakar lidah kita.

 

Jika dimasukkan dalam konteks mengapa suatu rasa digolongkan sebagai rasa, pedas sudah tidak termasuk. Ada 3 kriteria, yakni berupa rasa harus bisa langsung dikenali, punya reseptor lidah sendiri layaknya rasa lain, serta memicu respons fisiologi tertentu pada tubuh.

 

Rasa pedes dengan mudah bisa dikenali, namun rasa pedas tak punya reseptor dan tak memiliki respon fisiologi tertentu pada tubuh. Mengapa? Karena reseptor tidak bereaksi terhadap komponen layaknya rasa lain.

 

Sensasi pedes yang disebabkan senyawa capsaicin tersebut tak ada beda dengan sensasi ketika kulit kita terluka atau terbakar. Hal ini menjelaskan mengapa pedas hanyalah sensasi, bukan rasa. 

 


Pada peta penampang lidah di atas, lidah memiliki reseptor terhadap rasa manis, asam, asin dan pahit. Sedangkan sensasi yang disebabkan kapsaisin membuat reseptor rasa sakit yang ada pada papila lidah memberikan sinyal pada otak dan diartikan sebagai rasa pedas.

 

Itulah mengapa saat memakan makanan pedas, nggak cuma lidah yang merasa panas, namun hingga ke seluruh rongga mulut. Nggak cuma itu, terkadang kalau kamu makan sambal menggunakan tangan, sensasi pedes dan panasnya pasti juga tersisa di tangan ya, kan?

 

Setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda ketika makan makanan pedas. Ada yang kuat banget, ada yang kena cabai sedikit pun udah berkeringat banyak saking pedasnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Berkaitan dengan reseptor rasa sakit, jika kamu sering makan makanan pedes, maka reseptor tersebut akan kebal sehingga kamu bisa menahan sensasi pedes yang dirasakan.

 


Berbeda dengan yang nggak terbiasa makan makanan pedas akan sulit menahan rasa terbakar dan terjadi iritasi pada usus yang menyebabkan kamu ingin buang air besar. Jika kamu memaksakan memakan pedas padahal nggak kuat, tubuh kamu akan merespon dengan memuntahkan makanan tersebut karena tubuh mengartikannya sebagai racun. Namun, meski  kuat memakan makanan pedas, jangan makan secara berlebihan dan harus tahu batas ya agar nggak terjadi iritasi karena tubuh terus-terusan menerima sensasi panas terbakar.

 

Gimana, udah mulai paham kan mengapa pedes bukan termasuk ke dalam rasa? Selain karena nggak punya reseptor khusus pada penampang lidah, pedes adalah perasaan sakit atau panas meski bukan dimakan.

 

Berbeda dong dengan manis, asam, asin, dan pahit, rasa tersebut hanya akan terasa jika dikonsumsi/dimakan aja. Kalo di oleskan atau terkena jaringan tubuh selain lidah maka nggak akan terasa apa-apa.

 

 

http://www.konsultaniso17025.com/2021/05/pedas-itu-sensasi-bukan-rasa.html